Ngaku Sebagai Staf Khusus 'Wantannas' dan Bisa Masukkan Taruna Akpol, Warga Surabaya Diringkus Polda Jatim.

 

Surabaya, Radarhukumpos.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur, mengungkap penipuan seleksi penerimaan Taruna Akpol Tahun 2021. Pengungkapan ini setelah adanya laporan dari warga Surabaya dan Jember, yang merasa ditipu oleh tersangka.

 

Atas pengungkapan ini, Polisi berhasil mengamankan satu orang tersangka inisial HNA, (40) warga Surabaya. Peristiwa ini sendiri terjadi pada 14 Oktober 2021.

 

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Gatot Repli Handoko, menjelaskan, modus tersangka ini yaitu menjanjikan kepada korban, dimana dia bisa memasukkan sebagai Taruna Akpol.

 

" Tersangka juga mengaku kepada korban, bahwa dia adalah salah satu dari anggota sebagai staf Khusus (Stafsus) di Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)," tutur Gatot Repli Handoko, Jumat 22 Oktober 2021 siang.

 

Lanjut Gatot, bahwa tersangka ini sendiri adalah oknum dan bukan bagian dari 'Wantannas'. Bahkan terkait dengan penipuan yang dilakukan tersangka ini, sudah banyak laporan yang diterima oleh Polda Jawa Timur.

 

" Sampai saat ini baru dua korban yang bisa ditindaklanjuti, kemungkinan masih banyak korban lain yang tertipu oleh tersangka," lanjutnya.

 

Sementara itu Wadirreskrimum polda jatim, AKBP Ronald Purba, mengatakan, tersangka telah melakukan tindak pidana penipuan yang mengaku bisa memasukkan peserta Seleksi Taruna Akpol TA 2021, dengan meminta sejumlah uang.

 

" Namun setelah uang diserahkan, peserta dinyatakan tidak lulus dan sampai sekarang uang tersebut belum dikembalikan," ungkapnya.

 

Kronologis pengungkapan ini, dari tersangka HNA mengatakan, kepada korban bisa dan sudah sering membantu memasukkan peserta seleksi Akpol. Tersangka HNA meminta sejumlah uang sebagai syarat untuk memasukkan peserta seleksi lulus penerimaan Taruna Akpol tahun 2021.

 

" Dari tersangka ini kemudian menjanjikan akan membantu memasukkan anak korban melalui jalur kuota khusus tanpa tes karena tersangka HNA ini juga mengaku mempunyai kenalan Pejabat Polri," katanya.

 

Setelah korban menyetujui, maka tersangka HNA ini meminta uang kepada korban secara bertahap. Setelah uang diserahkan, dan menunggu beberapa waktu, ternyata jalur kuota khusus tidak ada kejelasan sehingga peserta seleksi penerimaan Akpol 2021 tersebut tetap tidak masuk atau gagal.

 

" Kemudian korban juga meminta seluruh uang yang telah diserahkan kepada tersangka HNA untuk bisa dikembalikan. Setelah itu tersangka HNA memberikan Bilyet Giro, tapi setelah dikliringkan, terhadap Bilyet Giro tersebut tidak bisa dicairkan karena Rekening sudah Ditutup," sebut dia.

 

Atas peristiwa ini, dua korban inipun telah mengalami kerugian yang mencapai Rp 2.197.100.000, dengan rincian, korban atas nama NHP menyerahkan uang sebesar Rp 1.085.000.000 dan korban inisial TC, menyerahkan uang sebesar Rp 1.112.100.000.

 

Dari pengungkapan ini, maka Polisi berhasil mengamankan Barang Bukti (BB) diantaranya, satu HP dan dua lembar tanda terima peserta, beberapa Rekening serta Bukti Transfer, Bilyet Giro No. BM 1543XX tanggal 13 Agustus 2021, Surat Keterangan Penolakan dari Bank BRI pada tanggal 18 Agustus 2021.

 

Sedangkan untuk tersangka sendiri akan dikenakan Pasal 378 KUHP yang ancaman Hukuman Penjara paling lama 4 (Empat) Tahun. (BERTUS).