Taufiq Ismail dan Zawawi Gelorakan Indonesia Bebas Korupsi, dalam acara Parade Puisi .

Keterangan foto : Taufiq Ismail bacakan puisi gelorakan Indonesia bebas korupsi pada peringatan Hari Kebangkitan yang digelar Unusa.

Surabaya,Radarhukumpos.com– Parade puisi di Unusa (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) dihadiri budayawan Taufiq Ismail. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Unusa Kampus B, Jemursari, Surabaya, Senin (29/5/2023).

 

Parade puisi ini dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2023. Di kesempatan tersebut, Taufiq Ismail menggelorakan Indonesia bebas dari korupsi. Selain itu, dalam kesempatan ini hadir pula budayawan asal Madura yaitu D Zamawi Imron.

 

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh mengatakan, Taufiq Ismail dan Zawawi Imron merupakan legenda. Keduanya adalah aset bangsa Indonesia.

 

Prof Nuh berharap, puisi yang dibacakan oleh keduanya mampu menjadi pengingat agar terhindar dari tindakan korupsi. “Saya sangat sedih dengan banyaknya korupsi di Indonesia. Melalui moment hari ini, kebangkitan bangsa bebas dari korupsi. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh tamu undangan untuk meresapi puisi Taufiq Ismail dan Zawawi Imron,” ungkapnya.

 

Prof Nuh juga menyampaikan di peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Unusa harus berdiri di depan. Di saat orang lain sibuk dengan dirinya sendiri, Unusa harus membuktikan janji kemerdekaan bisa tercapai seperti pada pembukaan UUD 45.

 

“Janji itu mencerdaskan bangsa, ikut serta perdamaian abadi, melindungi segenap bangsa Indonesia. Kita harus punya rasa nasional seperti pada lagu Yalal Waton. Indonesia dan Islam jadi kesatuan. Unusa menjadi anak dalam kesatuan itu,” ungkapnya.

 

Parade Puisi di Unusa, Taufiq Ismail dan Zawawi Gelorakan Indonesia Bebas Korupsi

 

Taufiq Ismail dan Zamawi Imron membacakan puisi pada gelaran parade puisi di Unusa kampus B, Jemursari, Surabaya

 

Taufiq Ismail dan Zamawi Imron membacakan puisi pada gelaran parade puisi di Unusa kampus B, Jemursari, Surabaya

 

Parade puisi ini dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2023. Di kesempatan tersebut, Taufiq Ismail menggelorakan Indonesia bebas dari korupsi. Selain itu, dalam kesempatan ini hadir pula budayawan asal Madura yaitu D Zamawi Imron.

 

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh mengatakan, Taufiq Ismail dan Zawawi Imron merupakan legenda. Keduanya adalah aset bangsa Indonesia.

 

Prof Nuh berharap, puisi yang dibacakan oleh keduanya mampu menjadi pengingat agar terhindar dari tindakan korupsi. “Saya sangat sedih dengan banyaknya korupsi di Indonesia. Melalui moment hari ini, kebangkitan bangsa bebas dari korupsi. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh tamu undangan untuk meresapi puisi Taufiq Ismail dan Zawawi Imron,” ungkapnya.

 

Prof Nuh juga menyampaikan di peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Unusa harus berdiri di depan. Di saat orang lain sibuk dengan dirinya sendiri, Unusa harus membuktikan janji kemerdekaan bisa tercapai seperti pada pembukaan UUD 45.

 

“Janji itu mencerdaskan bangsa, ikut serta perdamaian abadi, melindungi segenap bangsa Indonesia. Kita harus punya rasa nasional seperti pada lagu Yalal Waton. Indonesia dan Islam jadi kesatuan. Unusa menjadi anak dalam kesatuan itu,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Taufiq Ismail usai membaca puisi berjudul Kita Merindukan Anak-anak Indonesia, mengaku prihatin dengan masalah yang dihadapi negeri ini lantaran budaya baca buku sangatlah kurang. “Salah satu masalah besar yang dihadapi negri kita, adalah anak-anak didik kita, anak-anak kita sendiri itu budaya baca bukunya kurang sekali,” ucapnya.

 

Bahkan, lanjut dia, para sastrawan telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mengatasinya. Kemudian membantu pemerintah, membantu Kemendikbud dalam mengatasi masalah ini. “Bertahun-tahun ini sudah berjalan tapi belum mencapai hasil yang diinginkan,” keluh Taufiq Ismail.

 

Sedangkan Zawawi Imron mengajak seluruh mahasiswa agar terus belajar. Ia juga meminta agar mahasiswa memupuk keindahan dalam hati. Sebab dalam hati yang bersih dan indah, akan menciptakan karya puisi yang indah pula. “Barang siapa yang tidak memiliki hati yang indah, maka tidak akan mampu merasakan keindahan sesuatu ciptaan Allah SWT,” ungkapnya.

 

Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie menyerukan agar tidak ada lagi praktik korupsi di Indonesia. “Cara terbaik mencegah korupsi adalah menindak tegas para koruptor. Itu cara terbaik agar korupsi tidak terjadi berulang di negeri ini,” tandasnya (YN/red)